Pic is courtesy of Mia Membaca |
As requested from bu dokter cantik Mia to join Rapid Fire Questions, after a long deep thoughts *exaggerating*, here are my answers:
1. Nambah atau ngurangin timbunan? Ehm...apa ya? Sekarang ini tiap tahun, buku-buku yang sudah saya baca saya sumbangkan ke beberapa tempat supaya rak buku saya bisa 'bernapas' dan saya bisa beli buku baru lagi, hehe...saya selalu berpikir, beli saja dulu, dibacanya bisa nanti-nanti *berakhir dengan tak kunjung dibaca*, sepertinya saya nambah timbunan terus, belum insyaf juga :)
2. Pinjam atau beli buku? Berhubung sulit menemukan orang dengan bacaaan bergenre sama dengan saya, akhirnya saya lebih sering beli buku.
3. Baca buku atau nonton film? Walau cinta sama dua-duanya, tapi saya tetap pilih buku karena buku membebaskan saya untuk berimajinasi kemana-mana.
4. Beli buku online atau offline (ke toko buku yang temboknya bisa disentuh)? Tentunya beli buku offline karena salah satu kebahagiaan saya itu adalah berada berdekatan dengan timbunan buku, pegang-pegang, lihat-lihat, hirup-hirup aromanya, wuahh..heaven.
5. (Penting) buku bajakan atau ori? Ori pastinya, selain menghargai hasil karya pengarang juga dari sisi kualitas, buku ori pasti lebih bagus.
6. Gratisan atau diskonan? Sebagai perempuan penggemar diskonan, haha....tentunya saya pilih diskonan karena kemungkinan mendapatkannya lebih besar.
7. Beli pre-order atau menanti dengan sabar? Menanti aja kali ya, toh...timbunan buku juga masih menggunung:)
8. Buku asing (terjemahan) atau lokal? Sejujurnya belakangan hari ini, saya jarang baca buku lokal karena jarang yang mengena di hati, saya lebih sering baca buku asing (terjemahan).
9. Pembatas buku penting atau biasa aja? Penting banget karena saya punya kebiasaan baca beberapa buku secara parallel dan berhubung ingatan mulai melemah, haha...pembatas buku wajib ada ditiap buku yang sedang saya baca.
10. Bookmark atau bungkus Chicki? Memang Chicki masih ada ya? *salah fokus* sebagai kolektor bookmark, saya pasti pilih bookmark yang cantik, inspiratif dan bergaya *plak*
5 pertanyaan berikut dari jeng Mia:
11. Haruki Murakami atau Pearl S. Buck? Berhubung semua buku Pearl S. Buck sudah dibaca, sekarang ini pastinya lebih pilih Murakami, karya-karyanya begitu beragam, aneh, tak tertebak, absurd, bikin kita bingung, 'ini nyata atau fantasi?' dan senangnya beliau tetap rutin mengeluarkan karya walau tidak rutin tiap tahun, tapi tetap bikin hati deg2an menunggu hasil karyanya, yaaa...seperti deg2an nunggu pacar mau kasih surprise apa ya malam minggu nanti? *mulai berlebihan* :D
12. Buku Motivasi, yay or nay? Kalau iya buku apa? Nay, seiring usia yang makin senja *halah* rasanya kok makin malas baca buku motivasi, mungkin karena sudah mengalami banyak hal dan sudah tahu 'mau kemana' *kok jadi sok ya?* haha...buku motivasi terakhir yg saya baca 101 Creative Notes, tulisan Yoris Sebastian, buku sederhana yg 'nancep' di hati.
13. Review buku yang panjang, pendek atau yang sedang? Alasan? Berlebihan itu kan tidak baik ya, jadi saya lebih suka yang sedang-sedang saja *joget bareng Mia sambil nyanyi lagunya Vetty Vera* :p
14. Buku yang paling berkesan (yang paling lucu? paling bikin mewek?)? Aduhhh...apa ya? Banyak sekali buku-buku bagus yang sampai sekarang tetap nempel di hati, tapi karena diwajibkan memilih, saya pilih Tetralogi Pulau Buru-nya eyang Pramoedya Ananta Toer, 4 buku yang sukses bikin hati saya galau, resah, gelisah *plak*...:D
15. Beli buku dimana, pilih salah satu dan apa alasannya, Amazone, Kinokuniya, Periplus, Book Depository? Sejujurnya saya beli buku dimana-mana *lihat yg lagi diskon dimana*, haha..tergantung genre buku karena tiap toko buku punya kelebihan dan kekurangan. Favorit saya untuk belanja novel biasanya di Periplus, sepertinya harganya paling murah dibanding toko buku lain. Sementara untuk buku-buku bergenre lain, saya kadang beli di Kino atau Aksara.
Welll...this is the end of my answer, utang saya lunas ya, bu dokter? :)
2 comments:
Terima kasih sudah jawab Mbaak *pelukpeluk*
Trus bengong dong pas Mbak bilang sudah baca semua Pearl S. Buck, woooh keren!! Saya tahun ini pengin baca Mandala :p
Ditunggu review 100 year Old Mannya Mbak, Happy Sunday ya :)
@Mia: saya kan pemudi zaman revolusi, jadi baca buku-bukunya Pearl S. Buck itu zaman duluuuuuu banget, tahun 80-90an, sampe biografinya pun sudah saya baca *pamer* haha...
sama2 mia, senang bisa ikut berpartisipasi:)
Post a Comment